Banyak
sebagian orang tua dan guru yang mengeluh melihat perilaku negatif anak. Lantas, merekapun
bertanya, bagaimana memahami perilaku
dan pemikiran mereka?.
Jawabanya
adalah “Emosi” mereka. Emosi sangat menguasai cara berpikir mereka. Remaja dan
anak-anak jauh banyak didorong oleh perasaan mereka dari pada pemikiran yang
positif untuk mereka. Dengan memahami hal ini, maka sia – sia upaya kita
menyekolahkan mereka seharian. Mendoktrin pola pikiran anak – anak dengan
nasehat positif, menjadikan diri kita motivator dadakan di depan mereka tidak
akan mempan. Justru membuat anak bertambah “sebal”. komentar atau
nasihat seperti : “kamu harus giat belajar”, “jangan buang waktumu
dengan bermain terus”, “jaga kebersihan dikamarmu”, kecuali bila
kita sudah terlebih dahulu mengenali perasaan mereka.
Dalam kondisi
emosi yang negatif seorang anak tidak mampu menerima input dan nasehat yang dapat mengubah perilaku mereka. Berbeda
hasilnya jika kita mampu mengerti dan memamahami perasaan emosi mereka terlebih
dahulu maka mereka akan terbuka dan mendengarkan saran logis dari kita.
Anak–anak dan remaja akan melakukan sesuatu jika membuat mereka merasa nyaman
atau enak di rasanya atau hatinya.
Seringkali
kita hanya memberikan masukan tanpa mau mendengar keluhan yang sebenarnya
terjadi pada diri anak. Ketika emosi seorang anak diabaikan begitu saja maka mereka
akan lebih marah dan benci. Selama ini mereka berada dalam keadaan emosi
negatif, semua nasihat-nasihat maksud baik kita tidak akan digubris, malah akan
di “gubrak”.
Cara terbaik
untuk memahami anak kita adalah, mengakui emosinya (kenali emosinya) dan beri
mereka kekuatan untuk menemukan solusi atas masalah mereka sendiri. Caranya
dengan mendengarkan mereka keluhan
mereka sepenuh hati sambil tatap matanya dengan tatapan datar atau sayang.
(Berikan perhatian dan pengakuan).
Perlu bagi kita sesaat untuk mempelajari makna dari emosi, karena ini penting
bagi kita untuk bisa mencerminkan emosi anak dan mengerti dengan pasti apa yang
mereka rasakan. Dengan dimengertinya perasaan mereka, maka mudah bagi mereka
untuk terbuka dan bicara tentang masalah mereka.