Teknologi informasi berhasil
mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat secara bersamaan. Anak – anak
masa kini lebih akrab dan asyik dengan gadget yang dimilikinya. Di media dan
dunia maya banyak kita temukan keluhan orang tua tetantang perilaku anaknya
yang lekat dan lengket dengan barang tersebut. Dan ini sejatinya tantangan bagi
kita semua.
Teknologi informasi memang
laksana piasu bermata dua. Ia bisa menjadi alat penuh manfaat, sekaligus
menjadi alat penuh mafsadhat
(kerusakan). Nah, orang tua sebagai benteng pertama pendidikan harus lebih
cermat dan waspada di dalam mengawasi anaknya terutama dalam masalah tersebut.
Gadget ditangan anak – anak bisa
beraktibat fatal lho. Dengan permainan gadget yang begitu menghibur dengan
tampilan – tampilan yang menarik anak bisa terhipnotis dan tidak mau lepas
darinya. Dapat dikatakan, gadget bisa menjadi guru yang efektif yang bisa
menamkan kebiasaan baru secara intensif.
Hmmm, meskipun besar dampak
negatifnya, namun di sisi lain ada manfaat yang tak kalah besarnya. Dengan
adanya teknologi ini orang tua dimudahkan menjalankan fungsi pengasuhannya.
Melalui gadget, orang tua dapat memonitor perkembangan anak dari waktu ke waktu
secara lebih intensif.
Dengan gadget, orang tua bisa
berkonsultasi secara langsung dengan para guru. Bahkan orang tua dapat
memanfaatkan teknologi informasi untuk mempermudah dan memajukan pendidikan
anak – anaknya.
Peran pengasuhan adalah kewajian
orang tua dan hak anak – anak. Nah, orang tua yang sadar dan tanggung jawab
akan selalu memberikan wadah yang baik buat anaknya. Dengan wadah itu orang tua
membimbing, mengarahkan dan member contoh yang baik kepada anaknya.
Nah, atas dasar itu, menghindarkan
anak dari dampak negatif gadget adalah PR yang harus dijinakkan oleh ke dua orang
tua. Jadikanlah teknologi informasi sebagai alat pendidikan yang memudahkan
anaknya ke arah yang lebih baik.